Senin, 09 September 2019

Etika Orang Yang berilmu

ETIKA ORANG YANG BERILMU
Juli Astuti, M.Pd[1]
Ilmu merupakan sebaik-baiknya perbuatan Amal shaleh, ia juga merupakan sebaik- baiknya amal ibadah, karena ilmu merupakan bagian dari jihad di jalan Allah SWT. Ilmu merupakan suatu fadilah dan kemuliaan yang diberikan kepada siapa saja yang dikehendaki oleh Allah SWT. Orang yang diberikan kesempatan oleh Allah SWT memiliki ilmu yang banyak maka dia sesungguhnya telah mendapatkan suatu anugrah dan manfaat yang besar sekali dengan ilmunya tersebut. Karena dengannya, dia dapat mengetahui dan memahami makna dari hidup ini secara benar dan hakiki.Seorang yang memiliki ilmu harus memiliki etika. Dengan adanya etika, manusia dapat memilih dan memutuskan perilaku yang paling baik sesuai dengan norma-norma moral yang berlaku. Dengan demikian akan terciptanya suatu pola-pola hubungan antar manusia yang baik dan harmonis, seperti saling menghormati, saling menghargai, tolong menolong, dsb. Di bawah ini beberapa etika yang harus dimiliki oleh orang yang berilmu, yaitu :
1.    Ikhlas ketika mengajarkan ilmu
Hal pertama yang harus digunakan sebagai senjata dan tolak ukur bagi penuntut ilmu adalah ikhlas karena Allah ta’ala, baik dalam ucapan maupun perbuatan. Sebab, Allah tidak akan menerima amal kecuali didasari ikhlas karena-Nya. Allah ta’ala berfirman yang artinya: “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat, dan yang demikian itulah agama yang lurus.”(TQS. Al-Bayyinah [98] : 5) Bila penuntut ilmu mengikhlaskan amalnya karena Allah, niscaya ia akan mendapatkan pahala yang besar, usahanya akan diberkahi dan ia akan mendapatkan kemuliaan yang diberikan oleh Allah kepada ilmu, ulama dan siapa saja yang menempuh jalan mereka.
2.    Bersikap Tawadhu’
Sikap Tawadhu’ merupakan salah satu kunci keberhasilan menyampaikan ilmu. Allah SWT berfirman :
وَٱخْفِضْ جَنَاحَكَ لِمَنِ ٱتَّبَعَكَ مِنَ ٱلْمُؤْمِنِينَ
Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman.(QS Asy-Syu’ara 26 :215). Bahkan merupakan sebab naiknya derajat seseorang, baik di sisi Allah SWT maupun di mata manusia. Nabi bersabda: “ dan tidak ada seorang pun yang bersikap tawadhu’ karena Allah, kecuali pasti Allah akan mengangkat derajatnya. Para penuntut ilmu hendaknya tetap berpegang teguh dengan sifat tawadhul serta mewaspadai sifat ujub dan merasa bangga dengan ilmu yang diberikan Allah kepadanya. Begitu pula, hendaklah ia mengetahui kemampuan dirinya dan tahu bahwa ia masih dalam taraf menuntut ilmu, meskipun ia telah mencarinya secara mendalam. Jangan sampai ia menyangka bahwa dirinya telah menjadi alim lalu merasa cukup dan berhenti menuntut ilmu.
3.    Mengamalkan ilmu yang dimiliki
Inilah keuntungan orang berilmu, yaitu beramal atas dasar ilmu. Namun jika ilmu yang dimiliki ternyata bertentangan dengan amalnya maka akan menimbulkan kerugian baginya. Allah SWT memperingatkan dalam firmanNya:
“ Hai Orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat? Amat besar kebencian Allah ketika kamu mengatakan apa- apa yang tidak kamu kerjakan (QS. Ash Shaff 61 : 2-3).
Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang disertai amal. Sedangkan, orang yang berilmu tapi tidak mengamalkan ilmunya, kelak pada hari kiamat ia akan ditanya tentang ilmunya. Seorang penuntut ilmu harus menundukkan nafsunya dengna meninggalkan kemaksiatan. Sebab, hal itu akan membantunya untuk mendapatkan barakah ilmu dan cahayanya serta keikhlasan di dalam mencarinya.

4.    Tidak bakhil dengan ilmunya
Allah SWT berfirman artinya: Dan ( ingatlah), ketika Allah mengambil janji dari orang-orang yang telah diberi kitab (yaitu): “hendaklah kamu menerangkan isi kitab itu kepada manusia, dan jangan kamu menyembunyikan.”( QS Ali Imran 3 : 187)
Rasulullah mengancam orang yang bakhil dengan ilmunya dalam sabdanya : “ Barang siapa ditanya tentang ilmu( agama) lalu ia menyembunyikannya, maka kelak pada hari kiamat Allah akan mengikatnya  dengan tali kekang dari api neraka.” ( HR. Abu Dawud: 3660, shahih at- Targhib wat – Targhib: 120). Seorang penuntut ilmu syar’i hendaknya bersemangat dalam menyebarkan ilmu kepada manusia, mengingatkan mereka dengan urusan agama, memperingatkan dari kelalaian dan kemaksiatan serta mengajarkan hukum halal dan haram. Seorang penuntut ilmu juga harus menyeru di jalan Allah dengan benar, terutama kepada keluarga, kerabat, tetangga dan umumnya kaum muslimin yang berada di sekitarnya dengan penuh hikmah dan nasihat yang baik, tidak takut dalam dakwahnya terhadap celaan para pencela.

5.    Lemah lembut kepada murid
Dengan  sifat lemah lembut inilah Rasulullah berhasil mendidik para muridnya dengan keberhasilan yang luar biasa. Allah SWT menceritakan (artinya) : Maka disebabkan rahmat dari Allah- lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. (QS Ali Imran 3 : 159)
Rasulullah sendiri menerangkan faedah dari sikap lemah lembut ini dalam sbdanya: “ sesungguhnya tidaklah sifat lemah lembut itu ada pada diri seseorang kecuali pasti akan menghiasinya dan tidaklah di cabut dari diri seseorang kecuali pasti memburukkannya” (HR. Muslim: 2594)



[1] Dosen STIT Islamic Village Tangerang

Rahasia Huruf Hijaiyah

RAHASIA HURUF HIJAIYAH

Dalam bahasa arab, kita mengenal  dengan Huruf Hijaiyyah, yaitu huruf-huruf yang di gunakan dalam pembentukan kata dalam bahasa Arab. Di bawah ini, kita akan mencoba mengenal huruf Hijaiyyah yang berjumlah 28  huruf dengan dikaitkan dalam mendidik anak. Keluarga dianggap sebagai unsur terpenting dalam pembentukkan kepribadian anak pada masa perkembangan. Keluarga harus benar-benar berperan sebagai sarana pendidikan dan memberikan nilai budaya yang mendasar dalam kehidupan anak. Mendidik anak merupakan masalah yang sangat penting sekaligus sulit, karena pembinaan yang baik berperan besar dalam mencetak generasi Rabbani dan menjadi manusia khalifah. Di sisi lain, mendidik anak sangat sulit karena membutuhkan kesabaran, wawasan dan pengetahuan tentang landasan dan kaidah kaidah dasar pendidikan. Seorang pendidik, baik orangtua maupun guru hendaknya mengetahui betapa besarnya tanggung-jawab mereka di hadapan Allah ‘azza wa jalla terhadap pendidikan putra-putri islam.
Tentang perkara ini, Allah azza wa jalla berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu”. (At-Tahrim: 6)
Untuk itu - tidak bisa tidak -, seorang guru atau orang tua harus tahu apa saja yang harus diajarkan kepada seorang anak serta bagaimana metode yang telah dituntunkan oleh junjungan umat ini, Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Dalam mendidik anak , kita dapat belajar dari setiap  huruf Hijaiyah yang akan  mengandung arti, betapa pentingnya seorang guru atau orang tua dalam mendidik anak menjadi generasi Rabbani:
1.      Alief ( ا ) Adib  artinya : beradab atau sopan. Didiklah anak dengan adab sopan santun. Ajaklah anak untuk berinteraksi yang baik terhadap Allah SWT, Rasullullah SAW, Al -Qur’an, kedua orang tua, serta masyarakat. Adanya keseimbangan  antara hubungan manusia dengan Allah SWT (hablumminallah) dan hubungan manusia dengan manusia yang lain( hablummminannas). (Surat Al- Imran :112)
2.      Ba (ﺏ) Bayyin artinya : Jelaskan pandangan positif anda tentang anak-anak anda, karena setiap anak senang mendengar pujian dari lisan anda atas perbuatan baik yang dilakukannya. Maka, janganlah anda menghalanginya untuk mendapatkan kata-kata yang lembut . Jelaskan sikap anda terhadapnya.  
3.      Ta (ﺕ): Ta’assaf Artinya : segeralah meminta maaf kepada anak atas kelalaian anda. Perilaku ini memiliki dua manfaat:
Pertama : untuk mengajarkan kepada anak etika dalam meminta maaf.
Kedua : Mengembalikan harga diri anak. Karena anak-anak masih kecil, tetapi mereka senang mendapatkan penghargaan dari orang yang lebih tua. Dalam sebuah hadist Rasulllah bersabda, “ Seluruh anak adam pernah melakukan kesalahan, dan sebaik-baik orang yang berbuat salah adalah yang mau bertaubat.”
4.      Tsa (ث) Tsaqqif ( sangat cerdas) artinya : Semua anak pintar, cerdas, tidak ada yang bodoh. Pada dasarnya Anak - anak memiliki kecerdasan yang berbeda, oleh karena itu galilah potensi anak anda dan bukalah cakrawala dan wawasan. Sebab wawasan pengetahuan adalah pintu untuk membentuk kepribadian yang seimbang dan faktor utama tumbuhnya kreatifitas manusia. Dengan begitu anak anda akan memiliki banyak pengetahuan, keahlian dan kecerdasan tinggi.
5.      Jim (ج) Jaahid (yang berusaha) artinya : Ajarkan anak kita untuk berjuanglah di jalan Allah SWT. Bersama anak anda, hal ini bias dilakukan dengan mengajarkannya tentang menahan nafsu, sabar menghadapi kesulitan dan melakukan ketaatan kepada Allah SWT. Karena perjuangan  ( jihad) setiap manusia adalah mengalahkan hawa nafsu.
6.      Ha (ح) habbib (Yang tercinta; Kesayangan) artinya : tanamkan rasa cinta  dalam diri anak anda agar berbuat suka rela dan beramal kebajikan, melalui tindakan konkrit (praktek) sejak kecil, ini bertujuan untuk menanamkan perilaku-perilaku baik dalam jiwanya hingga ia tumbuh dewasa, seperti senag bersedekah, sayang anak yatim, membantu korban bencana dan berbuat baik kepada sesama manusia.
7.      Kha (خ) Khallil (sahabat) artinya : temanilah anak anda, jadilah teman dalam meniti kehidupannya. Perankan diri anda sebagai sahabat dalam belajar, berdiskusilah mengenai urusan pribadinya, bertanyalah tentang dirinya, berceritalah untuknya dan tersenyumlah di hadapannya. Semua ini akan berdampak besar terhadap perkembangan kepribadian anak anda.
8.      Dal (د) daafi (memberi dorongan, motivasi) artinya: berilah pembelaan terhadap anak anda dan jangan biarkan anak anda menjadi mangsa empuk bagi iblis dan para sekutunya. Pada saat anda sedang berselisih dan bertengkar jangan merendahkannya dihadapan orang lain, namun berilah motivasi yang membangun dan peganglah tangannya kemudian berilah nasihat/ interaksi yang baik. Sebab Rasulullah bersabda , “ Tolonglah saudaramu ketika sedang berbuat zalim atau terzlimi.”
9.      Dzal (ذ) Dzakkir  artinya Ingatkanlah anak anda ketika lupa, anak kecil sering lupa karena sibuk bermain hingga lupa waktu shalat, lupa membaca Al-Quran, bahkan lupa terhadap kewajibannya. Allah SWT, berfirman “ Berilah peringatan, sebab peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman.
10.  Ra (ر) Ragghib (salah satu yang diinginkan) artinya buatlah anak anda senang dengan surga, ceritakan padanya kisah para penghuni surga dan kenikmatan yang akan mereka dapatkan. Jadikan surga sebagai tujuan amal mereka, dengan begitu seluruh amalan anak anda akan menjadi baik.
11.  Za (ز) Zayyin  artinya : hiasilah setiap kata dan kalimat anda ketika anda sedang berbicara dengan anak anda. Sebab kalimat yang indah bernilai sedekah, begitu pula hiasilah penampilan anda dengan pakaian yang bersih dan suci.
12.  Sin (س) Sallim ( salam) artinya : ucapkanlah salam setiap kali bertemu dengan anak anda. Rasulullah SAW, menjelaskan bahwa mengucapkan salam hukumnya Sunnah muakkad. Tapi menjawabnya adalah wajib katakana “ Assalamu’alaikum”. Maka anda akan mendapatkan 10 derajat kebaikan. Katakan “ Assalamu’alaikum warahmatullah”, maka anda mendapatkan 20 kebaikan. Katakan “Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh”, maka anda mendapatkan 30  kebaikan.
13.  Syin (ش) Syaarik artinya Sertailah anak anda dalam melakukan tugas dan tanggung jawabnya.  Juga sertakan anak anda sebagai bagian dari urusan pribadi anda. Sekali-sekali mintalah pendapat dan saran darinya.
14.  Shad (ص) Shil (silaturahim) ajarkan anak anda untuk bersilaturahim dan mengunjungi para kerabat. Ajarkan kepadanya bahwa bersilaturahimbukan hanya pada hari raya atau momen penting saja melainkan dapat dilakukan secara rutin.
15.  Dhad ( ض ) dhaarib artinya lakukan transaksi bisnis yang halal. Ajarkan anak anda cara berbisnis dan dasar-dasar perdagangan, agar ia bias mandiri (enterpreneur).
16.  Tha’ (ط) Thabbib artinya : Obatilah anak anda dan jangan melalaikannya dengan alasan kesibukan dan tekanan pekerjaan. Perhatikan jadwal periksa dan berobat rutin ke dokter. Jangan menuduh anak anda pura-pura sakit ketika iya mengeluh sakit. Segeralah bertanya tentang penyebab yang membuatnya letih dan segeralah mencari cara untuk menyembuhkan.
17.  Dza’ (ظ ) Arab: ظلم, Dholim artinya : ajarkanlah anak anda untuk tidak melakukan dholim terhadap orang lain/  segala perbuatan yang mengotori hati, yaitu sombong, dengki (tidak suka terhadap kebahagian orang lain), ghibah (membicarakan keburukan orang lain), fitnah (menuduh tanpa bukti yang kuat), adu domba (bermuka dua), dusta (bohong), ujub (bangga diri dengan merendahkan orang lain), dan lain sebagainya. Dari Anas r.a berkata: Dari Rasulullah SAW, bahwasannya beliau bersabda: "Hendaklah kamu menolong saudaramu yang menganiaya dan yang teraniaya", sahabat bertanya: "Wahai Rasulullah, (benar) aku akan menolong apabila ia dianiaya, maka bagaimana cara menolongnya apabila ia menganiaya?”. Beliau menjawab: "Engkau cegah dia dari (perbuatan) penganiayaan, maka yang demikian itulah berarti menolongnya" .
18.  ‘Ain (ع) ‘allim Artinya : Ajarilah anak anada ilmu syariat dan keduniawian, agar ia mendapatkan kenikmatan dunia dan akhirat. Rasulullah SAW bersabda ‘ sebaik-baiknya kalian adalah yang mempelajari Al quran dan mengajarkannya ( kepada orang lain).
19.  Ghin (غ) Ghayyir artinya Ubalah sika panda atau penampilan anda yang membuat anak anda malu. Buanglah perilaku negative anda yang terlihat oleh anak anda. Anda tidak akan rugi bila mendengar endapat anak anda mengenai kepribadian anak anda sebab ia adalah cerminan alami bagi diri anda.
20.  Fa’ (ف) Farriq Artinya : Bedakan antara zaman  anda dengan generasi anak anda. Jangan diktekan idealism anda pada dirinya. Bedakan antara pola piker anda dengan pola piker mereka. Jadikan anak anda sebagai cahaya yang menerangi jalan hidupnya dengan kebijaksanaan anda.
21.  Qaf (ق) Qabbil Artinya: biasakanlah ciumlah anak anda setiap hari dan setiap waktu. Izinkanlah pula ia untk mencium anda. Perlukah penjelasan pengaruh ciuman bagi anak anak. Ciuman merupakan jembatan menuju rasa aman dan sikap percaya diri. Oleh karena itu, jangan pelit untuk memberikan  satu kecupan hangat kepadanya.
22.  Kaf (ك) Karrim artinya :Muliakan anak anda dan bebaskan dirinya dari kehinaan, Jangan meremehkan urusan pribadinya di antara teman teman sebayanya, jangan menganggapnya  bodoh atau tidak bisa ketika ia gagal melakukan apapun , tapi angkat harga diri dan perasaannya.
23.  Lam (ل) laamis artinya sentuhlah tubuh anak anda dengan sentuhan kasih sayang . sesungguhnya belaian adalah seni kasih sayang orang tua untuk memperkuat maknanya dalam diri sang anak.
24.  Mim (م ) maazih artinya bercengkerama dan bermainlah dengan anak anda. Tanamkan kebahagiaan dalam dirinya. Bermain merupakan kebutuhan fitrah setiap insan, khususnya anak-anak. Hal ini telah dicontohkan oleh Rasulullah saw.
25.  Nun (ن) Naaqisy artinya ajaklah anak anda untuk berdiskusi dan berdialog. Cobalah memahami apa yang ia inginkan berikan kebebasan padanya dalam berdiskusi dan jangan menekannya.
26.  Ha’ (ه) Haddi artinya lemaskan syaraf anda dan jangan panic, jangan marah karena alasan sepele jika muncul kesalahan kecil pada diri anak anda. Abaikanlah dan jangan perhatikan setiap kesalahan yang dilakukannya.
27.   Wawu (و) Waddi artinya antarkan kepergian anak anda sambut kedatangannya. Antar  ia di pagi hari ketika berangkat kesekolah dengan lambaian tangan, lalu sambut kedatangannya dengan pelukan hangat. Ucapkan kalimat yang menujukkan bahwa anda merasa kehilangan ketika ia tidak ada di sisi anda.
28.  Ya’ (ي) Yassir artinya permudah urusannya dan jangan membuatnya jadi rumit . jika suatu saat anda tidak menyetujui permitaannya, jangan langsung menolaknya. Tetapi, permudah urusan dan diskusikan permitaannya hingga ia puas dengan pendapat anda dan ia urungkan keinginannya yang tidak mungkin dipenuhi.

Anak anda tidak hanya ingin mengetahui bahwa anda menyintainya. Tapi ia perlu bukti yang menegaskan cinta itu. Maka Panduan bagi anda untuk mencapai hatinya dan meraih kepercayaannya adalah melalui usaha keras dengan meraih cintanya.Jadilah orang tua yang bijak, mulailah merubah pola mendidik anak agar anak kita menjadi anak yang soleh dan soliha. Tiada kata terlambat untuk merubah pola mendidik anak dengan baik, asal ada kemauan dari diri kita sendiri, Insya Allah kita pasti akan bisa.

Rabu, 13 September 2017

MENCIPTAKAN LINGKUNGAN KERJA YANG KONDUSIF DI SEKOLAH


Lingkungan  kerja yang kondusif di sekolah merupakan salah satu prasyarat terciptanya kinerja sekolah yang tinggi. Lingkungan kerja yang kondusif bisa tercipta jika adanya komunikasi yang baik dalam lingkungan sekolah seperti : interaksi antar sesama (kepala sekolah, guru, dan karyawan), motivasi kerja tinggi, tidak ada saling curiga, dan memberikan kontribusi menjadi orientasi setiap warga sekolah. Semua hal ini hanya bisa diraih jika semua warga sekolah memiliki pikiran positif. Semua perilaku warga sekolah akan ditentukan oleh cara berpikir mereka. Jika sekolah menginginkan perilaku positif dari warga sekolah, maka sekolah harus mengembangkan atau memperbaiki cara berpikir warga sekolah agar mereka memiliki pikiran positif. Kurangnya motivasi kerja dan lingkungan kerja yang tidak kondusif akan menjadi penghalang tercapainya kinerja sekolah yang tinggi. Penyebabnya adalah karena budaya berpikir positif masih kurang dalam sekolah tersebut. Ada berbagai penyebab mengapa budaya berpikir positif dalam sekolah bisa sangat kurang. Penyebab pertama adalah memang sekolah sengaja menciptakan konflik antar warga sekolah. Maksudnya adalah agar terjadi persaingan sehingga masing-masing  guru/ pegawai dipicu untuk memberikan kontribusi kepada guru/ pegawai. Namun, kepala sekolah / pemimpin yang menerapkan cara ini tidak menyadari adanya efek samping yang justru  membahayakan kinerja sekolah.
Rasa curiga akan muncul diantara warga sekolah sehingga akan mengurangi kerja sama antar warga sekolah. Kecuali sistem pekerjaan memang didesain untuk bekerja secara individu, kurangnya kerja sama akan membuat kinerja sekolah menjadi terhambat. Akibat negatif yang lain dari lingkungan kerja seperti ini ialah munculnya budaya “menyalahkan”. Budaya menyalahkan akan sangat membahayakan, karena saat masalah muncul, orientasi warga sekolah akan menyalahkan orang lain dari pada berusaha mencari solusi. Manajemen yang menghasilkan konflik dalam warga sekolah sudah tidak jaman lagi. Konsep ini sudah usang dan harus segera diganti dengan manajemen yang justru menciptakan pikiran positif antara warga sekolah. Dengan mengutamakan berpikir positif, kalau pun ada persaingan, akan terjadi persaingan secara sehat. Persaingan tetap ada tetapi kerja sama akan tetap terpelihara. Bagaimana menciptakan lingkungan kerja kondusif di sekolah? Berikut ini beberapa tips untuk menciptakan suasana kondusif di sekolah :
1.    Ciptakan dan sosialisasi budaya sekolah yang melahirkan suasana kondusif seperti : berpikir positif, kerja sama, saling menghargai, budaya keterbukaan dan lain sebagainya.
2.    Penilaian dan penghargaan kinerja yang mempertimbangkan faktor - faktor hubungan personal seperti: menyertakan kerja sama, komunikasi, kepemimpinan, dan harmonisasi dalam tim dalam menilai kinerja kepala sekolah/ pemimpin atau menilai kinerja guru yang melibatkan rekan kerja.
3.    Adakan acara rutin untuk menjalin kebersamaan seperti mengadakan outbond, makan bersama, senam pagi bersama, arisan, piknik sehingga guru dan pegawai memahami bahwa sekolah sangat peduli memperhatikan lingkungan kerja yang kondusif.
4.    Studi banding ke sekolah lain.
5.    Adakan evaluasi  suasana kerja sekolah secara berkala seperti :mengadakan wawancara atau berupa angket pada warga sekolah untuk mengetahui baik atau tidaknya lingkungan kerja yang mereka rasakan.
6.     Sediakan kota pengaduan atau saran untuk memberikan masukan dan ide-ide atau kritikan baik kepada sekolah maupun kepada perorangan.
7.     Berikan tindakan  bagi yang melanggar misalnya memberikan peringatan atau hukuman untuk kesalahan dan kelalaian yang dilakukan guru / pegawai yang menyebabkan lingkungan kerja kurang kondusif sesuai hasil evaluasi penilaian kinerja atau dari pengaduan kotak saran, namun terlebih dahulu melakukan penyelidikan yang komprehensif dan objektif.

Sungguh alangkah nikmatnya hidup dalam komunitas di mana di dalamnya penuh raut wajah cerah, riang, optimistis, saling apresiasi, saling memahami, saling percaya, saling memuji, saling toleransi dan bukan saling iri serta benci. Jika suasana kerja di sekolah bisa seperti ini, tentulah keberhasilan yang akan kita songsong di kemudian hari. Masyarakat yang telah dan akan mempercayakan putra-putrinya pada sekolah kita pun tidak ragu lagi.

https://fbcdn-sphotos-a-a.akamaihd.net/hphotos-ak-ash3/9976_4443263413574_658510086_n.jpg,https://fbcdn-sphotos-c-a.akamaihd.net/hphotos-ak-prn1/32061_1145614217431_3482725_n.jpg 

Etika Orang Yang berilmu

ETIKA ORANG YANG BERILMU Juli Astuti, M.Pd [1] Ilmu merupakan sebaik-baiknya perbuatan Amal shaleh, ia juga merupakan sebaik- baiknya a...